Jumat, 29 Juli 2011

BIOTEK TANAMAN


Dunia sempat dikejutkan dengan padi hasil rekayasa genetik “Golden Rice” (padi emas) pada tahun 2000 [1]. Padi varitas baru yang berhasil didapatkan ini adalah sebuah temuan mutakhir dalam bidang bioteknologi tanaman pangan. Varitas baru tersebut tidak bisa dihasilkan dengan persilangan biasa (breeding), tetapi melalui teknik DNA rekombinan atau rekayasa genetik. Ide rekayasa padi yang mengandung beta-karoten pada awalnya muncul ketika para ahli biotek menemukan sebuah fenomena dimana terdapat banyak anak-anak yang mengalami kekurangan vitamin A terutama di benua Asia dan Afrika.
Kekurangan vitamin A bisa menyebabkan kebutaan dan bisa memperburuk penderita diare, sakit pernafasan dan penyakit cacar air. Selain itu, pemberian vitamin A secara oral menjadi hal yang problematik karena kurangnya infrastruktur yang menunjang. Maka sebuah alternatif sangat dibutuhkan untuk memeratakan konsumsi vitamin A khususnya pada anak-anak. Salah satu terobosan yang bisa dilakukan adalah merekayasa padi agar bisa menghasilkan beta-karoten (provitamin A) pada biji (endosperma)-nya. Padi menjadi pilihan karena merupakan bahan pangan utama bagi hampir seluruh penduduk dunia. Bagaimana rekayasa golden rice dilakukan sehingga bijinya bisa mengandung beta karoten dan berwarna orange kekuningan?
Rekayasa Padi Golden Rice
Rekayasa padi golden rice memang baru terdengar saat keberhasilan tersebut termuat dalam jurnal Science pada tahun 2000. Namun sebenarnya sekitar sepuluh tahun sebelumnya, ilmuwan Jepang telah mengawali mengisolasi gen yang menyandi jalur biosintesa karotenoid dari bakteri fitopatogenik Erwinia uredovora [2]. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa gen CrtI mengkode enzim phytoene desaturase yang bertanggung jawab untuk mengubah phytoene menjadi lycopene.
Beberapa tahun berselang, ilmuwan Eropa melaporkan bahwa di dalam biji padi terdapat bahan dasar (prekusor) untuk biosintesa karotenoid, termasuk beta-karoten, yaitu geranyl geranyl diphosphate (GGDP) [3]. Namun secara alami biji padi tidak menghasilkan phytoene karena terjadi penghambatan fungsi dari enzim phytoene synthase (PHY) dalam mengubah GGDP menjadi phytoene.
Meskipun demikian, penghambatan fungsi enzim tersebut bisa dihilangkan dengan cara mengintroduksi gen phy dari tanaman daffodil (bunga narsis/ bakung) dengan menggunakan promoter spesifik untuk endosperma [3]. Selain phy dan CrtI, masih ada satu enzim lagi yang diperlukan untuk mengubah lycopene menjadi beta-karoten yaitu lycopene cyclase (LYC) yang juga berasal dari tanaman daffodil. Secara ringkas, rekayasa jalur biosintesa beta-karoten pada golden rice bisa dilihat pada skema berikut:
http://biotektanaman.files.wordpress.com/2010/09/carotenoid.jpg?w=396&h=311
Transformasi dengan menggunakan Agrobacterium menunjukkan bahwa modifikasi jalur biosintesa beta karoten berhasil dilakukan. Hal ini terbukti berdasarkan hasil analisa fotometrik dengan menggunakan HPLC (high-performance liquid chromatography) yang menunjukkan adanya karotenoid, termasuk beta-karoten, pada golden rice yaitu 1.6 mikrog/g [1]. Keberhasilan ini dilanjutkan dengan uji coba pada varietas yang berbeda seperti indica (IR 64) dan japonica (Taipei 309). IR 64 dan Taipei 309 dipilih karena kedua varitas tersebut paling banyak digemari di kawasan Asia, terutama Asia Tenggara dan China. Namun demikian, hasil yang dicapai masih kurang memuaskan karena kandungan karotenoid pada varitas IR 64 dan Taipei 309 tersebut masih tergolong rendah yaitu berturut-turut 0.4 mikrog/g dan 1.2 mikrog/g [4].
Golden Rice 2
Munculnya golden rice pada tahun 2000 langsung mendapat reaksi keras dari para oposisi GMO (genetically modified organism). Reaksi ini muncul karena adanya kekhawatiran masyarakat akan tingkat keselamatan konsumsi golden rice. Namun polemik yang muncul tersebut tidak mematahkan semangat dua peneliti utama golden rice, yaitu Ingo Potrykus dan Peter Beyer, untuk terus berkarya dan melakukan penelitian dengan tujuan lebih meningkatkan kandungan beta-karoten pada biji padi.
Bahkan untuk menjawab polemik yang muncul tersebut, Ingo Potrykus menulis sebuah artikel dalam jurnal Plant Physiology dengan judul “Golden Rice and Beyond” yang merupakan penjelasan menyeluruh terhadap status golden rice dan bagaimana seharusnya masyarakat umum menyikapinya [5].
Penelitian peningkatan kandungan beta-karoten pada golden rice terus dilakukan selama kurang lebih lima tahun. Fokus riset masih bertumpu pada tingkat efisiensi ke-3 jenis gen yang telah diintroduksikan yaitu psy, crtI dan lyc. Sehingga pada akhirnya para ahli tersebut merumuskan hipotesa bahwa gen psy-lah yang paling berperan dalam jalur biosintesa karotenoid tersebut.
Untuk menguji kebenaran hipotesa, mereka mengisolasi dan menguji efisiensi gen psy dari berbagai tanaman seperti Arabidopsis, wortel, paprika, jagung, tomat, bahkan padi sendiri. Pengujian awal dilakukan dengan cara overeskpresi gen-gen psy pada callus jagung. Callus dipilih karena sifat integrasinya yang stabil terhadap gen yang ditransformasikan (transgene) [6].
Seleksi efisiensi dilakukan berdasar jumlah karotenoid yang diproduksi dan warna callus (intensitas warna) yang menunjukkan tingkat efisiensi transgene. Gen psy dari jagung menunjukkan tingkat efisiensi paling tinggi dibanding dengan psy dari tanaman lainnya. Berdasar pada hasil tersebut, maka transfromasi pada padi lakukan dengan menyisipkan gen psy dari jagung bersama dengan gen crtI. Hasil yang dicapai bisa dibilang memuaskan karena kandungan karotenoid pada biji “Golden rice 2″ mencapai 37 mikrog/g [7], yang berarti 23 kali lipat dibanding golden rice generasi pertama. Dari total karotenoid tersebut, 31 mikrog/g-nya adalah beta-karoten. Penampakan biji golden rice generasi pertama dan golden rice 2 bisa dilihat pada gambar berikut:
http://biotektanaman.files.wordpress.com/2010/09/rice30011.jpg?w=500&h=214
Gambar 1. Penampakan biji padi biasa (wilt type), golden rice 1 (Np Psy/crtI), dan golden rice 2 (Zm Psy/crtI)
Potensi Golden Rice 2
RDA (recommended daily allowance) dari vitamin A untuk anak-anak berumur 1 sampai 3 tahun adalah 300 mikrog. Sedangkan faktor konversi beta-karoten (provitamin A) dari total makanan adalah 12. Dengan menggunakan faktor konversi tersebut maka bisa dibuat semacam hitungan sederhana yaitu 24 mikrog/g provitamin A, sehingga 72 gram berat kering golden rice 2 mampu menyediakan 50% RDA untuk anak-anak. Hal ini menunjukkan bahwa golden rice 2 memiliki sebuah potensi yang besar untuk menyelamatkan anak-anak dari kekurangan vitamin A.
Satu lagi pertanyaan yang timbul di benak para petani dan masyarakat pada umumnya yaitu bagaimana mendapatkan benih golden rice dan mahalkah harganya? Sebenarnya pertanyaan ini sudah lama menjadi topik diskusi para perakit (ilmuwan) dan penyuntik dana riset golden rice itu sendiri (Syngenta). Dan berdasarkan berita dari IRRI (International Rice Research Institute) yang dikutip kantor berita Reuters, pengujian penanaman golden rice di lahan di Asia (Philipina) telah dimulai awal April tahun ini. Sedangkan untuk para petani, benihnya baru bisa didapatkan pada tahun 2011. Dengan mudahnya para petani mendapat benih dan membudidayakan golden rice, maka secara tidak langsung akan dapat menekan harganya. Namun terlepas dari itu semua, keamanan konsumsi bagi anak-anak untuk kelengkapan kebutuhan vitamin A tetap menjadi prioritas utama.

Senin, 04 Juli 2011

EKSPLORASI KIMBOLYS 2010








                               
Nomor     : 01/Pan-EKS/HIMA LAMPYRIS/VIII/2010                                         03 Agustus 2010
Lampiran : -                                                                                                        
Perihal     : Permohonan Izin
                                 
Yth. 
Ketua KKN 2010
Di
tempat
                
Dengan hormat,
Sehubungan akan diadakannya Lampyris Eksploration 2010 oleh Himpunan Mahasiswa Lampyris Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan, kami meminta permohonan izin kepada mahasiswa di bawah ini :

Mohammad Kurniawan
036107012
Dita Anindiya N
036107022
Lutfi Hari Susanto
036107002
Agung Suhermanto
036107053

Untuk mengikuti acara tersebut yang akan dilaksanakan pada tanggal 5 – 7  Agustus 2010 di Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Ketua Umum HIMA Lampyris,



Mohammad Kurniawan

Ketua Pelaksana,




Lutsi Sapta Aprila

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Biologi,



Surti Kurniasih, Dra., M.Si



LPJ ESKPLORASI 2010
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
LAMPYRIS EXPLORATION 2009
“Tumbuhkan Kesadaran Mahasiswa Dalam Upaya Melestarikan Alam Sekitar dengan Menggali Keanekaragaman Hayati”

13-15 AGUSTUS 2009




                                          







                                           











HIMPUNAN MAHASISWA LAMPYRIS
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
2009

A.                PENDAHULUAN
Eksplorasi yang disebut juga penjelajahan atau pencarian ialah jenis penelitian yang dilakukan untuk memperoleh informasi yang sangat umum mengenai masalah penelitian, yaitu informasi mengenai daerah minat peneliti dan menjadi dasar bagi peneliti selanjutnya. Kegiatan yang dilakukan terdiri darimelakukan tinjauan pustaka, konsultasi dengan ahli atau mengadakan eksplorasi kasus. Dalam konteks riset ilmiah, eksplorasi adalah salah satu dari tiga bentuk tujuan riset, sedangkan tujuan lainnya ialah penggambaran (deskripsi) dan penjelasan (eksplanasi). Dalam hal ini, eksplorasi adalah usahauntuk membentuk pengertian umum dan awal terhadap suatu fenomena. Pengertian eksplorasi di “Abad Informasi dan Spiritual” saat ini, juga meliputi tindakan pencarian akan pengetahuan yang tidak umum atau pencarian akan pengertian metafisika-spiritual; misalnya tentang kesadaran (consciousness), cyberspace atau noosphere.
Mahasiswa merupakan tunas bangsa yang diharapkan dapat berperan dalam perkembangan di masa yang akan datang. Untuk itu Hima Lampyris yang merupakan himpunan mahasiswa ingin mencoba menggali minat dan keingintahuan mahasiswa, khususnya mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi yaitu melalui kegiatan “Lampyris Exploration 2009” yang akan dilaksanakan di daerah Ujung genteng, dimana nantinya setiap mahasiswa diharapkan dapat mengeksplor dan menggali potensi dirinya secara lebih luas. Selain itu, setiap mahasiswa juga dapat terjun langsung didalam upaya pelestarian dan penangkaran hewan penyu yang tergolong merupakan satwa langka yang dilindungi, dikarenakan kawasan Ujung genteng tersebut merupakan salah satu kawasan penangkaran hewan penyu yang ada di Indonesia. Sebagai tindak lanjut, kegiatan eksplorasi ini nantinya diharapkan akan berguna khususnya bagi mahasiswa sendiri untuk lebih  termotivasi serta menumbuhkan rasa keingintahuan dengan mencari jawaban langsung di alam (lingkungan sekitar) melalui proses pemecahan masalah.



B.        MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dilaksanakannya Lampyris Exploration 2009, yaitu :
  1. Merealisasikan program kerja HIMA Lampyris FKIP Universitas Pakuan periode 2008-2009 sebagaimana ditetapkan dalam musyawarah mahasiswa.
  2. Menumbuhkan rasa kepedulian dikalangan mahasiswa terhadap kelestarian keanekaragaman hayati di lingkungan sekitar.
  3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menginterpretasikan pengetahuan dan keterampilannya.
  4. Meningkatkan kesadaran mahasiswa akan manfaat dan pentingnya alam bagi kehidupan manusia.
  5. Meningkatkan pengetahuan, kecintaan, dan menumbuhkan rasa kepedulian mahasiswa tehadap lingkungan.


 C.       DASAR KEGIATAN

Dasar pelaksanaan kegiatan ini adalah:
a.             Tri Dharma Perguruan Tinggi.
b.            AD/ART HIMA Lampyris Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Pakuan.
c.             Program Kerja HIMA Lampyris Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Pakuan periode 2008-2009


D.        NAMA KEGIATAN

Kegiatan ini diberi nama LAMPYRIS EXPLORATION 2009



 E.       TEMA KEGIATAN

Tema kegiatan ini adalah “Tumbuhkan Kesadaran Mahasiswa Dalam Upaya Melestarikan Alam Sekitar dengan Menggali Keanekaragaman Hayati”


F.         WAKTU DAN TEMPAT

            Kegiatan eksporasi ini akan dilaksanakan pada :
       Hari, tanggal   : Kamis - Sabtu, 13-15 Agustus 2009
       Pukul               : 05.30 s.d selesai
       Tempat            : Ujung Genteng, Sukabumi

G.        PESERTA

Kegiatan Eksplorasi ini akan diikuti oleh 15 orang peserta yang terdiri dari mahasiswa semester 2,4, dan 6 Program Studi Pendidikan Biologi beserta dosen pembimbing. Dari sebagian peserta nantinya akan berperan sebagai panitia. Susunan peserta terlampir pada lampiran 1.

H.        EVALUASI
1. Minimnya dana dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
2. Lokasi kegiatan yang cukup ekstrem dan keadaan alam yang kurang mendukung (air laut pasang) sehingga penyu tidak naik ke pesisir pantai untuk bertelur.
3. Keterbatasan waktu dalam proses pengamatan.

I.          SARAN
            Untuk mengoptimalkan keberhasilan kualitas kerja dalam suatu kegiatan dibutuhkan hal-hal diantaranya :
1. adanya komunikasi dan koordinasi diantara seluruh panitia dan peserta
2. memiliki dedikasi, loyalitas dan integritas tinggi
3. berperan aktif dalam suatu kegiatan
4. mengecek barang yang dibutuhkan dalam pelaksanan kegiatan

J.         SUSUNAN ACARA
Susunan acara terlampir pada lampiran 2.

K.        ANGGARAN BIAYA
            Anggaran biaya terlampir pada lampiran 3.

L.        DESKRIPSI KEGIATAN
            Deskripsi kegiatan Terlampir pada lampiran 4

                    











M.       PENUTUP
           
            Puji dan syukur kami panjatkan atas rahmat Allah SWT dan terimakasih kepada rekan – rekan panitia pelaksana dan pihak – pihak yang terlibat dalam kegiatan ini.
            Demikian kami susun laporan pertanggungjawaban “Lampyris Exploration 2009” ini kami buat. Semoga dengan adanya salah satu program kerja ini dapat memacu kinerja pengurus Himpunan Mahasiswa Lampyris periode 2008-2009 dan bagi kepengurusan periode 2009-2010.
            Program ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan dari pihak-pihak yang terkait. Atas perhatian dan dukungannya, kami ucapkan terimakasih.
                                                                               

                                                                                    Bogor, September 2009


















LEMBAR PENGESAHAN


           
Ketua Umum                                                            Ketua Pelaksana





       R. Iwan Ekayuda                                                        M. Taufik Awaludin



Menyetujui,

Ketua Umum BLM                                                    Ketua Umum BEM





Suci Siti Latifah                                                          Rizal Suryadi



Mengetahui,




       Pembantu Dekan                                                      Ketua Program Studi
       Bidang Kemahasiswaan                                             Pendidikan Biologi 



       Aam Nurjaman, Drs., M.Pd.                                     Surti Kurniasih Dra., M.Si

           


Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA

Pelindung                               : Dekan FKIP Universitas Pakuan
                                                  ( Deddy Sofyan, Drs., M.Pd )
Pembina                                 : Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan
                                                  ( Aam Nurjaman, Drs., M.Pd )
Penasehat                               : Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
                                                  ( Surti Kurniasih, Dra., M.Si )
Penanggung Jawab               : Ketua Himpunan Mahasiswa Lampyris
                                                  ( R. Iwan Eka yuda )
  • Panitia Pelaksana

Ketua Pelaksana                    : M. Taufik Awaludin
Panitia dan Peserta              

Semester IV A                                    : lham Maulana
M. Kurniawan
Dita Anindiya
Cici Handayani

Semester IV B                                    : Novi Pratiwi

Semester II A                          : Diana
                                                  Vera Yulistiani
                                                  Nengsih Supratman

Semester II B                          : Novia Amalia K
                                                  Hana Sri N

Semester II C                          : Krisna Jatnika

Lampiran 2
SUSUNAN ACARA
v  Hari pertama, Kamis 13 Agustus 2009
No
Waktu
Kegiatan
Pengisi Acara
Penanggung Jawab
1.
05.30 - 06.00
Persiapan dan Pembukaan

Panitia

Panitia, Dadang Jaenudin S.Pd
2.
06.00 – 13.30
Perjalanan menuju Ujung Genteng
Panitia
Panitia
3.
13.30 – 14.30
ISHOMA
Panitia
Panitia
4.
14.30 – 16.00
Pembuatan tenda
Panitia
Panitia
5.
16.00 -- 17.00
Trek
Panitia
Panitia
6.
17.00 – 17.45
Mandi
Panitia
Panitia
7.
17.45 – 19.00
ISHOMA
Panitia
Panitia
8.
19.00 – 19.30
Persiapan Observasi I
Panitia
Panitia
9.
19.30 – 22.00
Observasi I
Panitia
Panitia
10.
22.00-04.00
Istirahat
Panitia
Panitia
Hari kedua, Jumat 14 Agustus 2009
No
Waktu
Kegiatan
Pengisi Acara
Penanggung Jawab
1.
04.00 – 05.00
Bangun pagi dan shalat
Panitia
Panitia
2.
05.00 – 06.30
Olahraga
Panitia
Panitia
3.
06.30 – 07.30
Sarapan pagi
Panitia
Panitia
4.
07.30 – 11.30
Olah data & Diskusi
Panitia
Panitia
5.
11.30 -- 13.00
ISHOMA
Panitia
Panitia
6.
13.00 – 15.30
Olah data & Diskusi
Panitia
Panitia
7.
15.30 – 17.00
Acara bebas
Panitia
Panitia
8.
17.00 – 19.00
ISHOMA
Panitia
Panitia
9.
19.00 - 19.30
Persiapan Observasi II
Panitia
Panitia
10.
19.30 – 22.00
Observasi II
Panitia
Panitia
10.
22.00 – 04.30
Istirahat
Panitia
Panitia
Hari ketiga, Sabtu 15 Agustus 2009
No
Waktu
Kegiatan
Pengisi Acara
Penanggung Jawab
1.
04.30 – 07.30
Bangun, shalat dan olahraga
Panitia
Panitia
2.
07.30 – 10.00
Olah data & Diskusi
Panitia
Panitia
3.
10.00 – 11.30
Acara bebas
Panitia
Panitia
4.
11.30 – 12.30
ISHOMA
Panitia
Panitia
5.
12.30 – 13.00
Packing
Panitia
Panitia
6.
13.00 -- 20.00
Perjalanan pulang
Panitia
Panitia
Lampiran 3

 ANGGARAN BIAYA

A.          Pemasukan
1. Fakultas                                                                Rp.      700.000,-
2. Program Studi                                                      Rp.      300.000,-
3. Kas HIMA                                                           Rp.     300.000,-
4. Peserta (13 x @Rp.50.000,-)                               Rp.      650.000,-  +
Jumlah                                                                    Rp.   1.950.000.-

B.           Pengeluaran
o   Seksi Kesekretariatan
Surat Menyurat                                                  Rp.      25.000,-
LPJ                                                                     Rp.      37.025,-  +
Jumlah                                                              Rp.     62.025,-

o   Seksi Pubdoklog
Biaya kebersihan selama 3 hari                         Rp.      50.000,-
Baterai Digital                                                    Rp       19.700,-
Transportasi                                                        Rp  1.145.000,-
Guide                                                                 Rp.    300.000,-
Retribusi (3 x @ Rp 2.000,-)                             Rp.        6.000,-
Retribusi sepeda motor (2 x @ Rp 1.000,-)       Rp.        2.000,-
Spanduk                                                             Rp.      60.000,-
Polybag                                                              Rp.      12.000,-
Plakat                                                                 Rp.      40.000,-
Tessa fac                                                            Rp.        3.050,-
Susemi (spons cuci piring)                                 Rp.        1.000,-
Sunlight                                                              Rp.        1.300,-  +
                     Jumlah                                                              Rp. 1.640.050.-

o   Seksi Konsumsi
      Tabung gas                                                         Rp.      16.000.-
Kertas nasi                                                         Rp.        3.000,-
Bahan makanan 3 hari                                        Rp.    142.275,-
Air Mineral ( 3 dus x Rp 12.500,)                      Rp.      37.500,-
Isi ulang aqua gallon ( 2 x Rp. 3.000,-)              Rp.        6.000,-
Dua tang 1500ml                                               Rp.        2.450,-  +
Jumlah                                                              Rp.    207.225.-

o   Seksi Kesehatan
Obat-obatan                                                       Rp.      40.700,-  +
Jumlah                                                              Rp       40.700,-




Jumlah Total Pengeluaran Keseluruhan                            Rp.   1.950.000.-
Jumlah sisa = Pemasukan – Pengeluaran
                   =   Rp 1.950.000,-  - Rp 1.950.000
                   =   Rp 0,-












Lampiran 4

DESKRIPSI KEGIATAN

            LAMPYRIS Exploration 2009 dilaksanakan selama tiga hari, yaitu dimulai dari hari kamis-sabtu (13-15 Agustus 2009) dan diikuti 13 orang Mahasiswa dan 1 orang dosen. Pemberangkatan pada hari kamis pagi tepatnya pada pukul 06.55 WIB, start dari Universitas Pakuan menggunakan mobil sewaan dan sampai di Ujung Genteng pada pukul 14.00 WIB. Sesampainya disana, kami istirahat melepas lelah sambil sholat dan makan. Setelah itu kami segera mendirikan dua buah tenda (tenda wanita dan tenda pria). Setelah mendirikan tenda, kami melakukan penyusuran trek tempat pengamatan disepanjang pantai Pangumbahan Ujung Genteng sampai pukul 17.00, kemudian dilanjutkan dengan mandi dan sholat.
            Pada pukul 19.00 WIB, semua peserta berkumpul mengadakan brifing sebelum melakukan pengamatan penyu bersama dengan guide disana. Kami diberikan pembekalan terlebih dulu oleh guide tentang bagaimana tata cara melakukan pengamatan penyu disana. Pada pukul 20.00 WIB, kami berangkat ke pesisir pantai memulai kegiatan pengamatan penyu hijau yang akan melakukan proses bertelur serta didampingi oleh guide. Kira-kira pada pukul 21.00, seekor penyu hijau besar naik ke pesisir pantai untuk bertelur. Dari awal penyu naik ke laut, menggali sarang, bertelur, menutup sarang, dan kembali ke laut, semua hal tersebut merupakan pengalaman menarik bagi kami dan tidak akan  pernah terlupakan. Selang beberapa saat, naik lagi seekor penyu besar ke pantai untuk bertelur. Tentu saja keadaan tersebut juga tidak kami lewatkan untuk terus mengamati penyu tersebut bertelur. Kegiatan pengamatan pada malam pertama selesai pada pukul 23.00. Sebelum istirahat, kami melakukan brifing kembali mengenai kegiatan apa saja yang sudah dilakukan pada hari pertama. Kemudian kita istitahat pada pukul 23.30.
            Pada hari kedua, seperti yang sudah dijadwalkan kami memulai kegiatan dengan berolahraga pagi tepatnya pada pukul 08.00 WIB setelah itu masing-masing dari kami mempersiapkan diri untuk melakukan pengamatan penyu berikutnya seperti mandi sarapan dan lainnya. Sekitar pukul 10.00 WIB kami melakukan brifing sebelum pengamatan, yang isinya membicarakan mengenai kelengkapan materi yang sudah didapat dan kebetulan pada hari itu kami hanya tinggal melengkapi data yang sudah didapat pada malam sebelumnya. Kegiatan dalam melengkapi data selesai sekitar pukul 14.00 WIB, kemudian kami melakukan brifing dan ISHOMA. Sekitar pukul 16.00 WIB petugas dari konservasi melakukan realist tukik menuju laut dan kami serta pengunjung yang lain ikut mengamati realist tersebut sampai tukik menghilang diantara gulungan ombak. Pada pukul 21.00 WIB kami bersiap dan brifing, direncanakan kami akan mengamati proses penyu yang akan bertelur dimulai dari naiknya penyu ke pasir pantai, penggalian lubang sampai dihasilkannya telur serta kembalinya penyu ke laut. Setelah itu perjalanan pengamatan mulai dilakukan dengan membagi tim kedalam 4 pos yang jarak setiap posnya ± 500 m. Sekitar pukul 22.00 WIB pada pos 3 sudah terlihat adanya penyu yang naik kepermukaan untuk bertelur pengamatanpun mulai dilakukan oleh tim yang berada pada pos tersebut dan akhirnya salah satu tim diantara kami ada yang berhasil melakukan pengamatan sampai akhir proses bertelur penyu. Pukul 23.30 pengamatan selesai kemudian brifing dan langsung istirahat.
Pada hari ketiga atau hari terakhir kegiatan awal yang kami lakukan yaitu pembongkaran tenda, olahraga sebentar dan sarapan. Sekitar pukul 09.00 WIB kami diberikan pembekalan berupa materi tentang pantai ujung genteng serta konservasi penyu hijau yang ada disana dan dipaparkan oleh pimpinan dari badan konservasi penyu hijau Pangumbahan Ujung Genteng yaitu Pak Janawi
Materi selesai disampaikan pada pukul 10.30 tidak lama kemudian kami berpamitan kepada seluruh pengurus konservasi untuk bertolak kembali ke Bogor dan kami sampai sekitar pukul 19.00 WIB.